“Dear Mr. Prabowo Subianto, please accept my sincere congratulations on the occasion of your convincing victory in the presidential election. Indonesian-Russian relations are based on beneficent traditions of friendship and mutual respect and are successfully developing in various areas.”
Ini adalah bagian ucapan selamat yang dikirimkan Presiden Vladimir Putin kepada presiden Indonesia terpilih, Prabowo Subianto, dua hari setelah pemilu presiden Indonesia selesai diselenggarakan.
Pesan ini menunjukkan keinginan Putin untuk melanjutkan kerjasama yang telah berjalan sangat baik antara Indonesia-Rusia sejak kedua negara meningkatkan hubungan bilateralnya menjadi kemitraan strategis sejak tahun 2003.
Melihat profil presiden terpilih Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan yang pencalonannya dalam pemilu 2024 didukung oleh Presiden Joko Widodo, maka hampir dapat dipastikan Indonesia akan melanjutkan program kebijakan pemerintahan sebelumnya.
Dalam hal kebijakan luar negeri, orientasi Indonesia di bawah Prabowo akan banyak dipengaruhi oleh dinamika kondisi domestik. Pemerintah akan fokus pada stabilitas pertumbuhan dalam negeri dengan beberapa program kerja sasaran, antara lain pengurangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem, peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan, revitalisasi industri dan penguatan riset terapan, penguatan daya saing usaha, pembangunan rendah karbon dan transisi energi, percepatan pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas, percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Untuk mencapai sasaran ini, pemerintah akan berupaya menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan mempengaruhi dinamika regional dan global dalam kondisi yang stabil demi kepastian pertumbuhan investasi penyokong pembangunan nasional. Politik luar negeri bebas aktif merupakan doktrin kebijakan yang akan selalu melandasi diplomasi pemerintah, baik secara bilateral maupun multilateral.
Pemerintah akan membutuhkan banyak kerjasama dengan negara-negara sahabat, baik dalam lingkup terdekat di Asia Tenggara, maupun pada cakupan wilayah yang lebih luas. Hubungan baik Indonesia dengan Rusia akan semakin diperlukan karena Indonesia akan membutuhkan Rusia sebagai mitra pendukung kebijakan-kebijakan luar negeri dalam lingkup multilateral, khususnya dalam sidang-sidang PBB, di mana Rusia adalah salah satu negara pemilik hak veto.
Hubungan Indonesia-Rusia pada masa pemerintah Prabowo Subianto mendatang hampir dapat dipastikan akan berlanjut dalam kerangka dan orientasi yang sama dengan periode Joko Widodo. Indonesia dan Rusia memiliki kesamaan secara domestik, kedua negara ini sama-sama memerlukan situasi yang kondusif untuk memastikan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasionalnya tetap berjalan dan berkembang.
Stabilitas akan menjadi landasan sekaligus tujuan program kebijakan pemerintah kedua negara. Indonesia dan Rusia sama-sama berfokus pada dan memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia unggul untuk menghadapi tantangan dan persaingan global yang semakin disruptif dan akseleratif. Hal ini harus disokong dengan pembangunan infrastruktur domestik yang prospektif bagi penyaluran ide, kreativitas, dan konektivitas manusia.
Meskipun demikian, pemerintah kedua negara akan menghadapi permasalahan-permasalahan sosial dan politik yang bersumber dari gesekan dan konflik masyarakatnya yang demokratis, plural, dan multikultural. Besar atau kecil, intensitas, dan luas atau sempitnya gesekan dan bagaimana dampaknya pada situasi domestik kedua negara belum dapat dipastikan karena akan bergantung pada banyak faktor lain yang mempengaruhi.
Dengan melihat kesamaan-kesamaan ini, Indonesia dan Rusia secara bilateral akan memperkuat kerjasama dalam bidang-bidang yang fokus pada penguatan sumber daya unggul dan pembangunan infrastuktur yang suportif demi tercapainya tujuan pembangunan jangka panjang negara dan bangsa.
Dalam usaha mencapai tujuan pembangunan nasionalnya dan memperhatikan tantangan internal dan eksternal yang selalu dinamis, Indonesia dan Rusia tentu akan terus menjalin komunikasi dan dialog yang konstruktif. Sebagai negara sahabat yang memiliki kedekatan historis yang sangat kuat, usaha-usaha pembangunan komunikasi dan dialog yang konstruktif sebagai pintu bagi terbukanya banyak kerjasama, bukanlah hal yang sulit dicapai oleh Indonesia dan Rusia.
Upaya-upaya yang akan dilakukan tidak akan keluar dari koridor diplomasi secara tradisional antara organ dan agensi pemerintah dan diplomasi publik yang melibatkan masyarakat kedua negara. Sejak era Reformasi, terlihat munculnya aktor-aktor baru diplomasi antar-negara yang tidak lagi hanya didominasi oleh organ eksekutif, tetapi juga mulai dilakukan oleh organ legislatif, misalnya Komisi I DPR RI dan DPD RI dari Indonesia dan Dewan Federasi atau the Federation Council of the Russian Federation, yang saling melakukan kunjungan kerja dalam beberapa tahun terakhir.
Komisi I DPR RI memegang peranan penting sebagai organ konsultatif dan legislatif yang memberikan saran legislasi bagi pemerintah dalam hal diplomasi pertahanan dan kerjasama pertahanan. Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004—2014) dan Joko Widodo (2014—sekarang), peran Komisi I DPR sangat kuat dalam mendukung program pemerintah dalam pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) beserta kerjasama teknik militer ke Rusia.
Dukungan kuat ini juga tidak terlepas dari formasi mayoritas anggota DPR RI pada kedua masa kepresidenan dari tahun 2004 sampai dengan sekarang didominasi oleh partai-partai pendukung pemerintah. Dengan kata lain, usulan program pemerintah di bidang pertahanan yang dibahas oleh Komisi I DPR akan lebih mudah disetujui dan dijalankan. Sedangkan pada masa pemerintahan Prabowo mendatang, dengan melihat terpecahnya koalisi partai pendukung pemerintah dengan menghasilkan PDIP sebagai fraksi oposisi di DPR, pemerintah kemungkinan akan menghadapi tantangan-tantangan kritis dari fraksi oposisi di DPR.
Namun demikian, apabila pemerintahan Prabowo dapat meyakinkan Komisi I DPR tentang pentingnya modernisasi alutsista untuk menjaga kedaulatan negara dan bangsa, maka dialog-dialog konsultatif antara pemerintah dengan DPR seperti masa pemerintahan sebelumnya akan terus berjalan mulus dan kosntruktif demi kepentingan nasional dan kedaulatan Indonesia. Modernisasi alutsista melalui kemitraan strategis dengan Rusia adalah pilihan rasional yang selalu terbuka mengingat Rusia secara historis selalu memberikan kemudahan bagi Indonesia dalam banyak kerjasama pertahanan, pembelian alutsista, dan teknik persenjataan.
Sementara itu, pada sisi lain organ legislatif, DPD RI berperan dalam dialog konsultatif antara dua negara yang sama-sama memiliki karakter multikultural dan multietnis dengan karakter pemerintahan dan masyarakat demokratis. Bahkan, delegasi DPD RI pun turut serta menyampaikan usulan kerjasama di bidang antarariksa dan energi nuklir pada saat menerima delegasi Dewan Federasi Rusia tahun 2023 lalu. Ini menunjukkan adanya usaha-usaha peningkatan kerjasama konstruktif dan prospektif antara Indonesia dan Rusia yang dilakukan secara akseleratif oleh organ-organ non-eksekutif kedua negara.
Pada masa pemerintahan Prabowo mendatang, jalur-jalur komunikasi dan diplomasi non-eksekutif ini kemungkinan besar akan semakin meningkat seiring dengan semakin besarnya kebutuhan dialog dan kerjasama kedua negara untuk menyelesaikan banyak permasalahan domestik dan mendukung program-program kerja pemerintah.
Selain itu, DPD RI dan Dewan Federasi Rusia dapat membuka jalan bagi peluang kerjasama pemerintahan provinsi, kota, atau kabupaten karena kedua organ ini merupakan representasi wilayah yang juga memiliki inisiatif program kerja. Salah satu bentuk Kerjasama antar-provinsi yang Sudah berlangsung adalah antara pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan pemerintah kota Moskow, yang ditandai dengan peletakan dan peresmian patung kosmonaut Yuri Gagarin di Taman Mataram, Jakarta Selatan, pada tahun 2021.
Bersamaan dengan jalur diplomasi formal oleh organ dan agensi negara, jalur diplomasi publik yang melibatkan masyarakat secara langsung terus berjalan antara Indonesia dan Rusia. Secara reguler, pemerintah Rusia selalu memberikan beasiswa pendidikan berbagai jenjang bagi warga negara Indonesia. Minat mahasiswa Indonesia memilih Rusia sebagai tujuan melanjutkan pendidikan pun terlihat meningkat, meskipun tawaran-tawaran beasiswa dari banyak negara lain tidak kalah menarik.
Keunggulan Rusia dalam bidang teknologi dan ilmu-ilmu alam menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa Indonesia. Selain bidang pendidikan, Indonesia dan Rusia juga secara rutin saling mengirimkan misi seni dan budaya dan menyelenggarakan berbagai eksibisi seni-budaya.
Pendekatan diplomasi publik yang digunakan pemerintah Rusia di Indonesia tidak bisa terlepas dari peran pelakunya. Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Rusia di Jakarta atau Russian Centre for Science and Culture in Jakarta, Indonesia, atau lebih populer untuk nama agensi Rossotrudnichestvo, merupakan instansi pemerintah Rusia yang bertanggung jawab menjalankan aktivitas-aktivitas diplomasi publik di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Agensi ini berada di bawah koordinasi dari Kementerian Luar Negeri Republik Federasi Rusia dan mendapatkan pendaaan penuh dari pemerintah Rusia.
Program reguler yang dijalankan oleh Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Rusia adalah pengajaran bahasa Rusia bagi publik di Indonesia, khususnya Jakarta. Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Rusia mendatangkan pengajar penutur asli (native speaker) berkewarganegaraan Rusia. Program reguler kedua adalah rekrutmen calon mahasiswa penerima beasiswa pendidikan dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sarjana, magister, sampai doktoral. Sedangkan program ketiga yang dijalankan adalah program-program kebudayaan.
Instrumen diseminasi informasi dalam praktik diplomasi publik Rusia di Indonesia umumnya menggunakan media berbasis internet. Dalam kategori laman resmi institusi, terdapat dua sumber, yaitu laman Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia (www.indonesia.mid.ru) dan laman Rossotrudnichestvo Indonesia (www.idn.rs.gov.ru). Kedua laman ini menyediakan tiga bahasa: Rusia, Inggris, dan Indonesia. Sebagai sumber informasi resmi, kedua laman ini sama-sama memuat fitur tentang institusi, pengumuman, berita, dan kontak.
Selain dua institusi ini, pemerintah Rusia juga memiliki perwakilan resmi lainnya yang tidak berurusan langsung dengan diplomasi publik, yaitu Perwakilan Perdagangan (www.idn.ved.gov.ru), berkantor di, Jl. Imam Bonjol, 60, Menteng, Jakarta; perusahaan Russian Technologies (Sate Corporation Russian Technologies), berkantor di alamat yang sama dengan Perwakilan Perdagangan; dan Konsul Kehormatan Federasi Rusia di Bali.
Selain laman resmi, Kedutaan Besar dan Rossotrudnichestvo/Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Rusia mengelola beberapa akun media sosial. Kedutaan Besar Rusia memiliki akun media sosial Facebook dengan nama Russian Embassy in Indonesia; akun media sosial Twitter dengan nama @RusEmbJakarta; kanal Youtube dengan nama RusEmb IDN. Sedangkan Rossotrudnichestvo/Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Rusia hanya memiliki akun Facebook dengan nama Russian Center of Science and Culture, Jakarta.
Selain kanal-kanal resmi tersebut, aktivitas diplomasi publik yang lebih luas lagi dapat dilihat melalui publikasi informasi dan berita melalui situs resmi dan kanal media sosial kedutaan besar kedua negara, kementerian luar negeri, dan tentu saja kanal berita. Beberapa kanal berita Rusia yang aktif berperan memberitakan informasi bagi audiens di Indonesia, antara lain Russia Beyond the Headlines Indonesia, RT Indonesia, dan Sputnik Indonesia. Setidaknya dari ketiga kantor berita inilah diplomasi publik Rusia di Indonesia terihat berjalan secara aktif dalam beberapa tahun belakangan.
Diseminasi berita dan informasi tentang Rusia melalui situs resmi pemerintah atau melalui kanal berita merupakan bentuk upaya Rusia dalam mempromosikan soft power-nya di Indonesia. Soft power secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah negara mempengaruhi publik di negara lain tanpa harus menggunakan cara kekerasan dan ancaman. Pengaruh yang diharapkan merupakan bentuk komunikasi kebijakan luar negeri sebuah negara, baik dalam hal politik, ekonomi, budaya, sosial, teknologi, pendidikan, atau seni.
Soft power akan berhasil apabila publik yang menjadi tujuan di negara lain meyakini bahwa kebijakan negara pemilik soft power adalah benar dan dapat diterima. Diplomasi publik merupakan instrumen kunci soft power yang umum digunakan sebuah negara untuk mengkomunikasikan berbagai pesan kebudayaan, idealisme politik, dan kebijakan politik luar negerinya kepada audiens asing di negara lain.
Oleh sebab itu, pola-pola komunikasi melalui kanal berita dan situs resmi pemerintah merupakan salah satu upaya pemerintah Rusia mempengaruhi publik Indonesia dengan konten-konten berita dengan banyak variasi topik, mulai dari budaya, politik, militer, teknologi, dan lain sebagainya.
Praktik transmisi soft power Rusia di Indonesia yang paling populer dan banyak direspons baik oleh public Indonesia dapat dilihat pada film kartun Masha and the Bear. Film ini secara regular ditayangkan di salah satu stasiun televisi nasional. Selain itu, film Masha and the Bear mulai mempengaruhi perilaku publik Indonesia dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini terlihat dari publikasi viral di media sosial TikTok dan Instagram seorang bapak-bapak menggunakan seragam dan berpeci, berjoget menggunakan latar cuplikan lagu dari film Masha and the Bear.
Selanjutnya, banyak sekali grup musik dangdut musisi yang mereproduksi lagu pembuka Masha and the Bear menjadi lagu dangdut koplo. Praktik reproduksi dengan menggabungkan dengan nuansa seni lokal dangdut koplo inilah salah satu contoh keberhasilan soft power Rusia di Indonesia, melalui transmisi film kartun populer Masha and the Bear. Publik Indonesia secara sukarela, tanpa paksaan menyanyikan lagu berbahasa Rusia dari sebuah film kartun anak-anak, dan mempublikasikannya secara luas di berbagai kanal media sosial.
Dengan melihat pola diplomasi Indonesia-Rusia sejak era Reformasi sampai sekarang dan melihat kecenderungan berlanjutnya program kerja pemerintah pada masa kepresidenan Prabowo mendatang, maka kemungkinan besar hubungan bilateral Indonesia-Rusia akan semakin meningkat. Lingkup kerjasama yang akan menjadi fokus kedua negara secara tradisional tidak akan berubah dari bidang militer, perdagangan, pendidikan, budaya, investasi, teknologi, kontraterorisme, penanganan bencana, dan kemanusiaan.
Indonesia dan Rusia terlihat sepaham dalam membangun atmosfer stabilitas global demi mendukung pembangunan domestik. Sedangkan dalam hal aktivitas diplomasi publik, bukan tidak mungkin Rusia akan semakin gencar melakukan aktivitas-aktivitas baru selain yang sudah ada saat ini. Perluasan peluang aktivitas diplomasi publik Rusia di Indonesia berarti akan bertambahnya aktor-aktor diplomasi publik dari Rusia. Saluran transmisi informasi bagi publik Indonesia dari Rusia pun mungkin saja akan bertambah banyak, selain kantor berita yang sudah aktif beroperasi saat ini seperti RBTH Indonesia, RT Indonesia, dan Sputnik Indonesia.
Dalam pandangan positif dan konstruktif, hal ini dapat dimaknai sebagai peluang semakin meningkatnya hubungan baik antara dua negara dan juga antara bangsa dan masyarakat kedua negara melalui banyak aktivitas kebudayaan. Niat baik ini tentu akan mengarah pada realisasi visi politik luar negeri Indonesia-Rusia yang sama-sama menginginkan terciptanya iklim kondusif secara global dan perdamaian antara negara-negara di dunia.
Reynaldo de’ Archellie, S.Hum,M.Si
Dosen Program Studi Rusia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia
Aristocracy ( Power ) meets Oligarchy ( Money ) !!
Bad Dream for standard civil people like us.
Welcome Back Military Power. Just Wait and see…