Pengaruh Hasil Pilpres 2024 Terhadap Hubungan Indonesia-Jepang di Masa Depan

Pada saat ini, kita ketahui sudah ada 3 kandidat calon presiden RI untuk masa jabatan 2024-2029. Mereka adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Dari ketiga kandidat calon presiden tersebut, Anies Baswedan selalu menempati posisi paling bawah, yang hampir bisa dipastikan adalah calon presiden yang akan gugur pertama kali. Anies mempunyai range persentasenya tidak melebih 31 %, sedangkan 2 calon lainnya–yang pertama jagoan dari Partai PDI-P Ganjar Pranowo dan yang kedua Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra–selalu saling bersaing, salip menyalip, persentase mereka surveinya berada di range 33% sampai 36%.

Bila kita melompat jauh ke 2024, seandainya hasil pemilu pilihan presiden RI sudah keluar, apakah ada pengaruh siapa presiden Indonesia selanjutnya dengan hubungan Indonesia-Japang kedepannya?

Jawabannya, YA PASTI DAN SANGAT BESAR BERDAMPAK.

Jika kita lihat kembali kerjasama Jepang-Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi pada masa pemerintahan presiden Jokowi (2019- 2023), baik dari isu dan fakta di lapangan, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hubungan Indonesia-Jepang mempunyai indikasi kearah yang tidak baik atau kurang mesra. Kok bisa?

Bila kita mengambil data terakhir dari Kementrian Indonesia, BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) atau di luar negeri dikenal dengan IIPC (Indonesia Investment Promotion Centre), persentase jumlah investasi Jepang di Indonesia tidak melebih 2%. Angka ini sangatlah kecil.

Lalu hubungan Indonesia-Jepang makin tidak mesra ini ditambah kasus ketika Indonesia mengambil keputusan “menikahi“ RRT (Republik Rakyat Tiongkok) atau China ketika Indonesia yang sebelumnya sudah tunangan dengan Jepang dalam kasus Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Tiba-tiba Janur Kuningnya malah dengan Tiongkok. Patah hatilah Jepang.

Tidak sampai sana saja, Indonesia merupakan negara yang menjadi salah satu negara di asia tenggara yang masuk dalam project BRI (Belt and Road Initiative).

Kita tahu kalau proyek BRI–ataupun dikenal juga sebagai Jalan Sutra Baru (the New Silk Road)–merupakan proyek besar Tiongkok, yang ditangkap beberapa pihak sebagai proyek Tiongkok dalam membangun kekuatan ekonominya di beberapa negara khususnya negara berkembang, dengan memberikan bantuan pemodalan investasi infrastuktur ke negara-negara tersebut.

Dan dari sana disimpulkan sebagai strategi besar Tiongkok untuk menguasai dan mengkontrol negara-negara tersebut melalui pendekatan ekonomi. Sri Lanka dianggap sebagai salah satu contohnya, negara yang kolaps karena tidak bisa membawa hutangnya kepada negara Tiongkok.

Menilik dari contoh di atas, siapa yang nantinya akan menjadi presiden Indonesia ke depannya pastinya sangat mempengaruhi hubungan Indonesia-Jepang. Dari sisi kepentingan Jepang sendiri, pastinya bisa dipredisksi kalau mereka akan mendukung calon presiden yang lebih pro ke mereka; yang bisa membawa keuntungan bagi Jepang.

Keuntungan disini artinya Jepang mau Indonesia lebih memprioritaskan Jepang untuk kerjasamanya seperti dalam hal investasi, di bandingkan negara lain seperti Tiongkok.

Dengan demikian pertanyaan besarnya adalah, Siapa calon presiden yang lebih ‘condong’ ke Jepang?

Untuk individu yang mengikuti perkembangan geopolitik, tentunya jawaban tersebut sudah cukup jelas. Kuncinya adalah, Jepang merupakan kawan baik dengan the barat, dengan Amerika Serikat.

Siapapun yang pro ke barat, tentunya juga akan lebih pro ke Jepang daripada Tiongkok. Dan dari ketiga calon Presiden, kita tahu kalau Prabowo Subianto adalah individu yang lebih pro barat daripada Tiongkok bila dibandingkan dengan Ganjar Pranowo.

Jadi, bisa disimpulkan kalau Jepang sepertinya akan lebih cenderung ‘condong’ ke Prabowo Subianto untuk memimpin Indonesia ke depannya, dibandingkan dengan Ganjar Pranowo.

Kok bisa?

Sosok Ganjar Pranowo, saat ini terlihat sangat lemah, karena banyak ditampilkan bahwa Ganjar Pranowo adalah Petugas Partai PDI-P. Dan ada kemungkinan bahwa kebijakan Ganjar Pranowo nanti kiblatnya cenderung akan ke Tiongkok. Sedangkan Prabowo Subianto, bila kita lihat riwayat hidupnya, lebih berkiblat ke Barat.

Lalu bagaimana Anies? kemanakah kiblatnya? Entahlah, kita sulit menganalisa manusia yang satu ini. Jika ada dari semua pembaca yang bisa memberikan analisis bahwa Anies Baswedan akan berkiblat kemana? Tolong tulis jawabannya di kolom komentar. Terima kasih.

8 thoughts on “Pengaruh Hasil Pilpres 2024 Terhadap Hubungan Indonesia-Jepang di Masa Depan”

  1. Robin Simanjuntak

    Sesuai dengan fakta sejarah. Prabowo anak Soemitro dari mazhab Berkeley pasti condong ke Barat. Dulu masa orba terkenal mafia Berkeley. Ganjar dan PDI-P sejarahnya sejak Orla condong ke Tiongkok.

  2. Distorsi Moral Anak Negri

    Saya rasa PRABOWO sama spt Jokowi berprinsip Indonesia adalah negara Non Blok yang bebas bekerja sama dengan negara manapun dalam prinsip simbiosis mutualisme (saling menguntungkan)

    Kalau GANJAR PRANOWO kurang pandai untuk hubungan internasional, terlalui jauh gak akan nyampai pikiran nya. Ganjar Pranowo cukup lari² keliling Jawa Tengah check kondisi jalan yang diambil alih Pak Jokowi

    Fokus ke situ dulu, gak perlu mikir geopolitik, geoekonomi, geostrategi dan bahkan geoideologi

    Kalau Anies Baswedan , cukup berendam di sumur resapan selama nya

  3. Mohamat Ardi Wibowo

    Prabowo atau Ganjar sama2 baik !
    Yang pengting jangan Anies Baswedan, bisa makin bodoh dan terbelakang.. karena masa lalunya yang bekerja tidak hanya jualan kata-kata !

  4. Terlalu dini menyimpulkan Prabowo lebih diterima Jepang karena politik luar negeri Jepang adalah mendukung presiden terpilih.

  5. Mari kita berdoa, siapapun yg nantinya mjd Presiden RI adl putra terbaik pilihan segenap rakyat Indonesia. Kita berdoa kiranya Presiden terpilih diberi kesanggupan dan kesediaan untuk menjalankan pemerintahan dng amanah, jujur, adil, tidak korupsi, memikirkan kesejahteraan rakyat, takut dan hormat akan Tuhan dan berperi kemanusiaan dan komitmen pada pemberantasan korupsi. Presiden yg membawa Indonesia sbg bangsa yg bermartabat, berdaulat, berkeadilan, aman dan memegang teguh pancasila sbg dasar negara yg utuh. Jayalah Indonesiaku…

  6. Deddy Kurniawan

    Memang secara rekam jejak Ganjar Pranowo lebih bersih dari pada Pak Prabowo, tapi rekam jejak saja bukan ukuran seseorang untuk dapat memimpin Indonesia dalam menghadapi persaingan International ! Selama Ganjar menjadi “PET” Partainya Megawati, Indonesia sebaiknya jangan memilih nya !

  7. Jepang sangat mendukung prabowo jd presiden RI 2024 krn Jepang tau, prabowo lbh condong ke barat (Mamarika dan sekutunya) yg jg merupakan kiblatnya Jepang..
    Sedangkan Ganjar seperti Pak Jokowi, lbh condong ke Rusia & Tiongkok seperti presiden RI yg pertama, Bung Karno yg jg dikenal dgn anti baratnya..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *