Pada hari rabu, tanggal 18 Oktober 2023, Menteri BUMN Indonesia Erick Thohir di dalam Instagramnya ketika menemani Bapak Presiden Joko Widodo di forum ketiga Belt and Road for International Cooperation di China, sangatlah menarik dan menimbulkan keprihatinan banyak orang, khususnya WNI yang ada tinggal di luar negeri. Kekuatiran akan masa depan Bangsa Indonesia akan seperti apa, khususnya dalam masalah kemandirian terhadap swasembada pangan dalam negeri Indonesia.
Jika mau kita gali, Indonesia dengan jumlah penduduknya 278,696,200 jiwa, adalah negara urutan ke 14 terluas di dunia dengan luas total (km2) sebesar 1.904.569 km2. Luas daratannya 1.811.569 km2. Tapi, walaupun Indonesia terkenal dengan kesuburan tanahnya, pada kenyataannya, Indonesia kekurangan stok beras.
Sedangkan masing-masing dari kita tahu bahwa makanan utama bangsa kita dari dulu sampai sekarang bukan lah mie ayam, siomay, batagor, hamburger ataupun sosis; melainkan nasi.
Bagaimana dengan negara di mana media ini, kabar jepang, berpusat saat ini?
Negara Jepang
Jepang adalah sebuah negara yang jumlah penduduknya 125,416,877 jiwa dengan luasnya negara nya menduduki peringkat ke 62, dengan Luas Total (km2) sebesar 377.976 km2. Luas daratannya 364.546 km2. Pada saat ini stok berasnya terpenuhi, yang di mana semua beras di hasilkan dalam negerinya adalah 100%.
Dan juga merupakan pengetahuan umum bahwa beras Jepang terkenal enak dan gurih. Bahkan banyak orang berkata hanya makan nasi Jepang, tanpa lauk pauk bukanlah masalah, saking enaknya nasi dari beras Jepang tersebut.
Orang Jepang di mana pun pasti akan bersikeras bahwa nasi Jepang tidak ada bandingannya di dunia. Ya memang benar pernyataan itu, bahwa kualitasnya dan rasa nasi Jepang tidak diragukan lagi.
Banyak film dan anime klasik yang menceritakan perjuangan selama Perang Dunia II, menggambarkan bagaimana beras adalah sebagai sesuatu yang tidak boleh dianggap remeh; beras adalah sangat penting. Bagi sebagian besar masyarakat Jepang, biji-bijian, benih beras salah satunya, mengatakan bahwa biji-bijian bukan sekadar isu komoditas saja melainkan simbol kebanggaan negara Jepang.
Jika kita tanyakan kepada WNI yang sudah lama hidup di Jepang, apakah sering melihat beras dari luar negerti, mungkin jawabannya adalah: tidak. Artinya bahwa kita sangat sulit untuk menemukan, melihat atau mencari beras dari Luar negeri seperti beras Thailand, India, dan China.
Bukan rahasia lagi bahwa Jepang telah menolak membuka pintu untuk masuknya beras asing selama bertahun-tahun.
Koperasi pertanian yang kuat di negara ini yang di kenal sebagai JA (Japan Agriculture), dan koperasi pertanian ini memegang peran sangat penting dalam kestabilan kebutuhan pokok penduduk yang ada di Jepang. Dan JA pun secara historis menjadi salah satu perusahaan yang sangat penting di dalam agriculture Jepang.
Kegiatan JA antara lain menjadi perantara penjualan, pembelian, dan penyewaan lahan pertanian, selain konsolidasi dan perluasan operasi pertanian.
JA dengan kekuatan politisi yang melayani industri pertanian, menawarkan serangkaian kebijakan protektif dengan menetapkan target volume produksi beras dan membatasi pasokan untuk mempertahankan harga dalam negeri yang tinggi, sambil menuntut tarif yang sangat tinggi terhadap beras asing. Karenanya, ini yang memungkinkan beras dari negara asing sangat susah dilihat atau di temui di Jepang.
Peranan Politik Pemerintahan
Pemerintah Jepang mempunyai kebijakan dalam menjamin harga beras melalui Undang-Undang Pengendalian Makanan Pokok. Bahkan terkadang pemerintahan membeli apapun yang diproduksi di lahan pertanian Jepang.
Dan perlu diketahui, bahwa lahan pertanian di Jepang sangat di perhatikan oleh pemerintahan Jepang. Pemerintahan melalui JA juga mengambil peran dalam pengelolaan lahan sawah dan agriculture lainnya.
Big Problem: Coba perhatikan grafik di bawah:
Sekitaran tahun 1990-an, tepatnya pada tahun 1993, Jepang pernah mengalami kekurangan stok beras dalam negeri. Pada saat itu, Jepang memerlukan pasokan beras dari luar negri. Tapi setelah itu Jepang dapat bangkit dari masalah kekurangan stok beras dalam negerinya. Dan bila ada kejadian kekurangan stok beras, biasanya tidak begitu signifikan. Bahkan sampai pada saat saya menulis tulis ini, stok beras dalam negeri Jepang adalah 100%.
Dunia sangat mengetahui bahwa Jepang adalah negara yang terlahir dengan banyak problem, dimulai dari problem Geografis, ancaman akan banyaknya bencana alam, seperti gempa, tsunami, dll. Problem demografi, permasalahan kependudukan, yang mana Jepang saat ini jumlah penduduk yang berusia lanjut, angkanya sangat tinggi sedangkan penduduk yang muda, penduduk yang berusia produktif sangat rendah. Mungkin hal ini juga di karenakan adanya factor tingkat kelahiran menurun, dan juga Jepang punya Problem History, luluh lantaknya kota Hiroshima dan Nagasaki pada perang dunia ke-2.
Dengan begitu banyaknya masalah, Jepang masih bisa di katakan negara impian banyak orang di dunia. Dan yang terpenting, Indonesia harus belajar dari Jepang tentang “HOW TO SOLVE THE PROBLEM“.
Dalam masalah demografi, seperti kekurangan tenaga kerja, Jepang mengambil langkah kebijakan negaranya untuk menaikan jumlah angka tenaga kerja asing dari banyak negara, termasuk salah satunya dari Indonesia. Solve the problemnya tidak sampai di situ saja. Dalam hal agriculture Jepang banyak menginovasikan teknologi agriculture yang luar biasa.
Loyalitas penduduk Jepang terhadap produk dalam negeri
“konsumen Jepang akan mengabaikan beras asing yang ada di-rak, meskipun harganya lebih murah”
Ada hal yang luar biasa bila berbicara tentang Jepang dan penduduknya. Hal yang luar biasa itu adalah masalah LOYALITAS & KESETIAAN.
Dalam hal loyalitas dan kesetiaan perlu dunia akui, bahwa umumnya orang Jepang sangat loyal dan setia terhadap tempat di mana dia bekerja, loyal untuk memilih produk dalam negerinya dibandingkan produk dari luar Jepang.
Dan ingat bahwa loyalitas dan kesetiaan ini bukan hadir tanpa sebab. Keloyalan dan juga kesetiaan masyarakat Jepang terhadap produk dalam negeri dikarenakan karena faktor kualitas produk, serta hasil buminya yang sangat baik.
Menutup tulisan ini: mari kita lakukan yang terbaik dan dukung swasembada pangan Indonesia.
“KARENA TANPA BERAS, NASI GORENG PUN TIDAK ADA “
Jepang, 19 Oktober 2023.
Kabar Jepang.
Secara tidak langsung dan perlahan Indonesia akan ” Di jajah ” oleh Pemerintahan China. Dimana lahan-lahan pertanian , perkebunan, hutan di babat dan di gantikan menjadi beton2, resort , hotel, perumahan, jalan raya, yang semua di namakan oleh pemerintahan Indonesia : PEMERATAAN INFRASTURKTUR. Sedangkan di China, pertanian, perkebunan, dan semua hal yang bersangkutan dengan SUMBER DAYA untuk kebutuhan pokok, di JAGA BENAR oleh pemerintahan China.
Rakyat Kecil di Indonesia yang miskin akan tetap miskin, dan hidup susah selamanya, dimana yang berkuasa yaitu ” PEMERINTAHAN ” tdk sadar dan amanag untuk mengedepankan RAKYAT KECIL bukan RAKYAT KELUARGA.
Salam WARAS CUK !
Sangat prihatin dgn kondisi yg musta skg di Negara kita ,,, dgn status negara Agraris kok tdk bisa manfaatkan lahan Pertanian.
Sebaiknya mulai skg ini di upayakan utk alih teknologi Pertanian yg lebih Baik lagi ,,,
Minimal bisa menenuhi kebutuhan dlm Negeri ,,, supaya tdk mengimport Beras lagi dari Luar negeri ,,,, kecuali ada dampak risiko bencana alam yg tdk terduga ,, seperti kemarau panjang yg mengakibatkan kegagalan panen ,,, itu baru bisa import beras dan atau kebutuhan lainnya
Terima Kasih Kak Johny Galag, semoga di kedepannya Kita makin care dengan masalah swasembada pangan kita sendiri.
marilah kita bahas permasalah satu persatu
mulai dari bibit,air,sdm,pupuk,obat,peran pemerintah.
bibit. kita masih banyak yang belum tau cara seleksi bibit yang baik. harga bibit dengan beras jauh lebih mahal bibit. kenapa harus beli?
air.masih ada ketergantungan dari irigasi.di saat kekeringan tidak bisa melakukan kegiatan pertanian. sebenarnya bisa di atasi dengan sumur bor ( akan tetapi di daerah saya ada bantuan sumur bor pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang di harapkan.air tidak bisa memenuhi kebutuhan, dengan kedalaman standart 33m hanya 8-12m saja yang di bor.)
sdm. para petani seakan di buat tidak suka dengan pertanian dikarenakan semua biaya produksi yang di keluarkan tidak sesuai dengan hasil yang di peroleh.
pupuk. saat ini pemerintah sedang gencar gencarnya membuat program ketahanan pangan dengan penggunaan pupuk organik dan metode penanaman CSA SIMURP bersamaan dengan pengefektivan jumlah pupuk kimia agar tidak terlalu over. dengan pemahaman umum adalah pupuk kimia semakin sulit, untuk kemandirian pupuk masih kurangnya kesadaran petani untuk membuat pupuk sendiri. sampai saya membuat pupuk organik cair dengan jumlah yang tidak begitu banyak untuk saya berikan kepada para petani yang memakai metode organik. konyolnya dengan gencarnya pupuk organik banyak pedagang yang memanfaatkan momentum ini dengan menjual dengan harga mahal. per liter 80.000 – 100.000 (.beberapa bulan yang lalu saya mencoba membuat pupuk cair yang tidak berwarna dan tidak berbau saya beri nama ionic tetapi belum bisa saya kembangkan secara umum.masih tahap percobaan.( bisa bisa di klaim dan di jual mahal lagi) padahal tujuanya mengurangi bukan menambah biaya.
obat. dengan penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak tanah di tambah obat kimia skala besar besaran itupun menambah biaya produksi tanpa kita sadari bahan alami sebenarnya ada yang dapat kita peroleh secara gratis dengan membuat sendiri.
peran pemerintah sudah baik tapi kurang tepat. hanya mengutamakan input output saja. benefit dan impact nya tidak pernah di perhatikan yang menjadikan anggaran yang di keluarkan sia sia. coba datangkan orang orang ahli untuk mengatasi ini.
misal ini hanya harapan saya semoga sampai ke atas.
di tiap tiap kabupaten saya rasa ada tempat pembuangan akhir (TPA) dengan kelangkaan pupuk kimia dan anjuran penggunaan pupuk organik. buatlah badan usaha milik daerah yang melakukan kegiatan pengolahan sampah yang nantinya di kelola untuk mencukupi kebutuhan pupuk organik di semua wilayah masing masing.
setelah itu gali potensi daerah buat pabrik pabrik pengolahan hasil bumi.( yang penting jangan ambil dari asing) saya berharap para pemuda bangga dengan daerahnya masing masing yang bisa menghidupi dan mensejahterakan rakyatnya secara tidak langsung mengurangi tingkat urbanisasi.
Terima kasih Mas Aris, untuk masukan dan sharingnya. Semoga pertanian Indonesia semakin maju, dan kita kembali kepada kejayaan negara Agraria !
Indonesia bukan tergantung Tiongkok dalam hal impor beras,
Menurut saya judulnya sudah salah, dan sangat tidak baik.
Seolah olah Indonesia tergantung pada Toliongkok.
Kebijakan yang diambil RI 1, membeli beras dari Tiongkok, pasti ada alasanhya. Dan setiap kali ada perubahan iklim yang ekstrem per 10 tahun atau lebih terjadi, maka bisa terjadi gagal panen secara nasional.
Tentu pemerintah wajib mencari dan membeli beras untuk menjamin ketersediaan stock nasional.
Dan karena el nino yang panjang dan juga terjadi krisis2 ekonomi secara global, maka beberapa negara sumber beras, demi kepentingan stock negaranya, maka menghentikan penjualan beras.
Dan saat ini Tiongkok dengan kemajuan teknologi bidang pertaniannya, sehingga memiliki surplus yang besar, dan karena hubungan Indonesia dengan Tiongkok terjalin sangat baik di era pemerintahan pa Jokowi, maka prioritas penjualan beras diberikan kepada Indonesia. Kita patut bersyukur, bukan dengan membubuhi judul di atas yang kesannya tidak baik.
Untuk swasembada beras di Indonesia, seharusnya sangat bisa, namun kendala dan fakta yang ada, akan sulit untuk swasembada bisa konstan karena:
1. Perubahan iklim ekstrem sangat berpengaruh pada produktifitas beras nasional.
2. Petani petani padi pada umumnya masyarakat kecil, yang kemampuannya juga sangat terbatas, sebagian besar masih tradisional, berbeda di Tiongkok penenaman padi, perawatan hingga panen semua secara mekanisasi.
3. Teknologi baik mesin dan bibit unggul sangat penting, Tiongkok sudah mengembangkan padi yang mampu menghasilkan rata2 23 ton per hektar, sedangkan Indonesia rata2 hanyab7.3 ton per hektar.
4. Pupuk juga sering menjadi kendala, walau sudah ada subsidi, namun kualitasnya berbeda dengan pupuk yang non subsidi, kadang terlambat pasoknya juga.
5. Harga gabah basah atu kering juga tidak memberikan nilai yang cukup bagi para petani padi. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerihtah, namun belum maksimal, sehingga petani padi termasuk dalam golongan berpenghasilan terrendah dalam statistik nasional hanya 10 juta per tahunnya.
6. Lahan2 petani padi makin tergusur/berkurang karena nilai yang tidak mengubtungkan, sehingga tanah2 pertanian bergeser pada industri estate dan perumahan rakyat. Walau saat ini pemerintah sudah berupaya membuka lahan baru, namun belum berjalan sesuai harapan.
Jadi swasembada pangan perlu kerja keras baik pemerintah dan semua pelaku untuk mengambil langkah2 perubahan yang nyata, dengan belajar dari Tiongkok, bukan anti Tiongkok.
Kekuatan Tiongkok haris bisa dikerjasamkan demi kemajuan Indonesia, jangan berpikir Indonesia akan dijajah Tiongkok itu hal yang keliru.
Jika kita tidak mebarik investor Tiongkok masuk ke Indonesia, maka yang terjadi produk2 Tiongkok masuk menguassi pasar Indonesia. Namun jika investor Tiongkok bisa membuka pabrik2 di Indonesia maka produk2 Indonesia lah yang menguasai pasar domestik bahkan ikut ekspor ke dunia.
Karena saat ini ketersediaan semua produk dengan harga termurah di dunia ada di negara Tiongkok, jadi maru kita raih kemajuaj Negara Tercinta ini dengan cerdas, bukan dengan pemikiran kolot yang anti Tiongkok karena dogma yang keliru.
Semoaga Indonsia tetap tercukupi stock beras nasional hingga masa panen tahun 2024 yang akan datang.
Terima kasih
TUHAN memberkati kita semua Indonesia, Jepang, Tiongkok dan seluruh dunia boleh bersatu saling membangun dan menjaga Bumi ini dari Globalwarming.
Terima kasih untuk pencerahan dan sharing Bapak Sugiarto.
Tuhan memberkati kita semua.
Ini menyangkut 3 P: people, product, policy.
1. People. Hargai petani sendiri. Beli ke mereka dan jgn tekan harga. Lsg beli ke petani jgn pada tengkulak karena harga akan melambung tinggi.
2. Hargai produk sendiri. Good or bad is your country, baik atau jelek produk nya itu produk bangsa sendiri. Loyal pada bangsa Indonesia artinya loyal pada produk. Kembang kan budi daya pangan dengan kualitas beras yang tak kalah dengan Tiongkok.
3. Policy. Keluarkan kebijakan yang mendukung swasembada pangan. Ex: teknologi, birokrasi, kontrol dari hulu ke hilir, dll.
Posisi Indonesia sangat sulit seh !
Rakyat secara tidak sadar, bahwa negara ini perlahan tapi pasti sudah di kuasai oleh Oligarki, oleh Kepentingan Golongan, dan mereka inilah yang dibalik layar menyetir pemerintahan saat ini. Lihat menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo , yang tertangkap karena kasus korupsi oleh KPK. Kalau Menterinya sudah begini, rakyat terus tambah kurus , kering sedangkan Oligark makin kaya dan gemuk !!
Saat budaya mengutamakan kepentingan satu golongan sudah berubah menjadi KITA INDONESIA SATU, saya yakin perubahan besar akan berawal dari sana. Pertanyaanya, KAPAN?